ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLGI DAN KEMISKINAN
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN PERKOTAAN
(STUDI KASUS PADA KOMUNITAS PUNK DI KOTA YOGYAKARTA)
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial Dasar
Oleh :
JELITA MANTIKA PUTRI (1KA11/10120556)
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020/2021
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini akan terus berkembang hingga masa yang akan datang. Individu diharuskan setidaknya dapat menyeimbangi kemajuan teknologi. Namun penyebaran pengetahuan kurang merata. Hanya masyarakat di kota yang dapat mengakses informasi terbaru dan mendapatkannya secara lengkap. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya biaya untuk mengakses maupun sulitnya sinyal beberapa kota di Indonesia. Akibat dari kurangnya ilmu pengetahuan terhadap teknologi informasi yaitu muncul berbagai kelompok pengamen dan pengemis.
Selain itu, angka kemiskinan semakin meningkat karena akibat dari urbanisasi yang dilakukan tanpa bekal keterampilan. Urbanisasi merupakan pergeseran populasi dari daerah pedesaan ke perkotaan. Jika masyarakat pedesaan tidak memiliki keterampilan, maka akan sulit mendapatkan pekerjaan menjadikannya sulit bertahan hidup di kota. Sehingga masyarakat itu akan mencari cara agar dapat memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat berakibat pada munculnya patologi sosial dan kelompok marginal seperti komunitas punk.
Potensi dari teknologi informasi dan komunikasi mampu memerangi kemiskinan di dunia. Tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi dapat mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Yogyakarta dikenal sebagai kota Pendidikan, tetapi pada kenyataannya banyak kalangan yang masih rendah pengetahuannya akan teknologi informasi dan komunikasi. Akibatnya muncul komunitas punk di Yogyakarta yang dapat meningkatkan angka kemiskinan perkotaan.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang menjadi punk?
2. Bagaimana peran teknologi, informasi dan komunikasi untuk mengurangi kemiskinan perkotaan komunitas punk?
III. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang menjadi punk.
2. Mengetahui peran teknologi, informasi dan komunikasi untuk mengurangi kemiskinan perkotaan komunitas punk.
PEMBAHASAN
1. Latar belakang menjadi punk
Komunitas punk di Indonesia hanya muncul di beberapa wilayah perkotaan termasuk Kota Yogyakarta. Selain dikenal sebagai kota Pendidikan, Yogyakarta juga merupakan tujuan wisata alam favorit.
Menurut Handayani dan Hendrijanto (2013), motivasi menjadi punk terdiri dari motivasi internal (keinginan beraktifitas dijalanan, pelampiasan rasa kekecewaan, mencari perhatian dan sensasi, aktualisasi diri) dan motivasi eksternal (pengaruh lingkungan kelompok atau teman sebaya, mengadakan perkumpulan). Selain itu juga karena latar belakang dari keluarga miskin kota yang tinggal di kampung padat penduduk.
Faktor penyebab seseorang menjadi punk salah satunya karena ekonomi. Hasil wawancara diperoleh data bahwa mayoritas dari mereka terkena putus hubungan kerja dari perusahaan sehingga tidak mempunyai biaya untuk mencukupi kebutuhannya.
Pada asumsi Craig (1999) punk didefinisikan sebagai keberanian memberontak dan melakukan perubahan. Pemberontakan terjadi karena kondisi yang tidak memihak kepadanya sehingga melakukan perubahan untuk memperbaiki ekonomi. Ditambah adanya anggapan mereka bahwa menjadi punk artinya telah bersikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan.
2. Peran teknologi, informasi dan komunikasi dalam mengurangi kemiskinan perkotaan komunitas punk di Yogyakarta.
Permasalahan dalam teknologi, informasi dan komunikasi serta kemiskinan perkotaan komunitas punk di Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Selain masalah ekonomi, mereka juga terisolasi dari berbagai akses teknologi informasi terutama tentang lapangan pekerjaan serta layanan kesehatan. Dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah maupun masyarakat sekitar.
b. Kelangkaan informasi dan kurangnya efektifitas sistem komunikasi sehingga pemerintah lamban menangani masalah kemiskina. Akibatnya banyak bermunculan kelompok marjinal dan patologi sosial.
c. Ketidakmampuan komunitas punk terhadap menemukan informasi, pengetahuan dan komunikasi. Padahal hal tersebut merupakan sumber dari interaksi sosial dan ekonomi.
d. Pengetahuan, pengalaman, dan perspektif kelompok punk sering dianggap remeh terhadap pemecahan masalah yang dihadapi sering diabaikan.
Teknologi, informasi dan komunikasi sangat berpengaruh dalam penurunan angka kemiskinan. Salah satu fungsi dari teknologi informasi adalah sebagai penunjang tersedianya informasi lapangan pekerjaan.
Latar belakang mereka menjadi punk karena berasal dari keluarga miskin yang kehilangan pekerjaan atau rendahnya upah kerja. Dengan adanya informasi tentang lapangan pekerjaan akan menjadi solusi bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan baru sehingga dapat terbebas dari kemiskinan.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, didapatkan kesimpulan bahwa kondisi ekonomi yang memburuk merupakan dapat menjadi salah satu faktor seseorang memilih bergabung dengan komunitas punk sebagai ekspresi pemberontakan atau cara agar kebutuhannya tercukupi.
Pentingnya peran teknologi, informasi dan komunikasi dalam mengurangi kemiskinan perkotaan terutama komunitas punk di Yogyakarta. Dengan berbekal pemahaman mengenai teknologi informasi, mereka memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang membuat kehidupannya berangsur lebih baik.
SARAN
Meratanya teknologi, informasi dan komunikasi di Indonesia merupakan upaya yang mampu menurunkan angka kemiskinan Komunitas punk diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai teknologi. Sehingga mereka mampu mendapatkan pekerjaan yang layak lewat pemanfaatan teknologi informasi yang ada. Menurunnya jumlah komunitas punk akan sejalan dengan menurunnya angka kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Jurnal: Setyaningsih, Rila., Jurnal Perspektif Komunikasi Umj Vol. 1 No. 1: Peran
Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Mengentaskan Kemiskinan Perkotaan
(Studi Kasus Pada Komunitas Punk Di Kota Yogyakarta): Universitas Darussalam
Gontor, 2017.
Link Jurnal :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjqwKCv0KXuAhX3_XMBHVDZDaIQFjAJegQICxAC&url=https%3A%2F%2Fjurnal.umj.ac.id%2Findex.php%2Fperspektif%2Farticle%2Fdownload%2F2680%2F2181&usg=AOvVaw2EGn-ljmdS3FcbAZGK90ss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar